5 Tips Ampuh Memulai Investasi untuk Pemula


Merdeka.com - Keraguan kerap menjadi penghalang seseorang untuk memulai berinvestasi. Apakah uang saya akan aman? Bagaimana menghitung keuntungan nanti? Instrumen investasi apa yang baik? Beberapa menganggap jika naik turunnya pasar saham sebagai ketidakpastian. Hal ini pun membuat banyak orang takut untuk melakukan investasi.
Apalagi, kinerja saham Agustus 2019 merosot. Ditambah isu resesi pada 2020 mendatang. Ahli finansial, Jacquette Timmons, mengatakan jika ketidakpastian dan kurangnya kontrol atas kinerja pasar menjadi penyebab utama seseorang takut untuk melakukan investasi.
Kendati demikian, dirinya membagikan beberapa tips untuk membantu seseorang mengatasi ketakutannya dalam berinvestasi. Berikut tips cerdas investasi agar terhindar dari naik turunnya saham seperti dilansir dari CNBC.
1 dari 5 halaman

1. Miliki Aturan dan Sistem

Untuk terhindar dari rasa khawatir akan ketidakpastian dan kurangnya kontrol di pasar saham, Anda harus memiliki beberapa aturan dan sistem dalam berinvestasi.
"Agar Anda memiliki kepastian dan kendali, Anda harus memiliki sistem dan aturan untuk berinvestasi," ucap Timmons.
Pertama, Anda harus mengetahui terlebih dahulu mengenai jenis saham apa yang ingin dibeli. Setelah Anda sudah memutuskan untuk membeli saham tersebut, Anda juga harus bisa mengevaluasi kinerja sahamnya.
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah sistem saham ini triwulan, tahunan, atau kerangka waktu lainnya. Timmons juga menjelaskan ketika Anda menjual saham, pastikan menjualnya karena kinerja perusahaan, bukan karena kinerja pasar sahamnya.
2 dari 5 halaman

2. Memiliki Portofolio yang Seimbang

Memiliki stok portofolio menjadi kunci penting dalam menghindari gejolak di pasar saham. Portofolio ini akan berfungsi sebagai cadangan Anda ketika pasar saham sedang bergejolak.

Dalam aturan praktis investasi yang lama, Anda harus memiliki portofolio dengan nilai 60 persen di pasar saham dan 40 persen di dalam obligasi. Namun, kebijakan ini tergantung dari setiap individu. Anda dapat menyesuaikannya sesuai dengan situasi dan kebutuhan masing-masing.
3 dari 5 halaman

3. Sabar

Rahasia dalam melakukan investasi adalah menunggu. Hal ini dilakukan agar Anda tidak tergesa-gesa. Harapannya adalah Anda akan mendapatkan saham di perusahaan yang tepat dengan harga yang tepat.

Selain itu, Anda juga harus menganggap bahwa investasi adalah praktik untuk pengalaman diri sendiri.
4 dari 5 halaman

4. Disiplin Menyisihkan Penghasilan Anda

Agar bisa melakukan investasi, Anda harus berani menyisihkan uang penghasilan Anda. Sangat disarankan untuk meyisihkan 5 sampai 10 persen setiap tahunnya.

Hal ini agar bisa melakukan investasi, menyimpan dana untuk keadaan darurat atau pensiun.
5 dari 5 halaman

5. Samakan Visi Anda dan Emiten Pilihan

Saat akan membeli saham di suatu perusahaan, Anda harus menyesuaikan dengan visi diri sendiri terlebih dahulu. Pilih perusahaan yang memiliki nilai yang menurut Anda baik sebelum Anda melakukan investasi di perusahaan tersebut.

Jika Anda memilih perusahaan yang memiliki tujuan lebih dari sekadar menghasilkan uang, perusahaan tersebut cenderung melakukan sesuatu yang lebih baik untuk jangka waktu yang panjang.
Reporter Magang: Rhandana Kamilia
Sumber:Merdeka.com
Share:

Menguat Lagi, Dolar AS Makin Dekati Rp 14.200


Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini terpantau menguat. Demo masih membayangi pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah.

Mengutip Reuters, Jumat (27/9/2019), dolar AS berada di level Rp 14.178. Mata uang Paman Sam cenderung menguat dibandingkan posisi kemarin di Rp 14.138.

Jika dilihat sejak pekan lalu, The Greenback cenderung tidak beranjak meninggalkan level awal Rp 14.000. Memulai awal pekan, kemarin pada hari Senin dolar AS berada di level Rp 14.075.

Pelemahan rupiah disebut karena adanya sentimen dari domestik maupun global. Secara domestik, pelemahan nilai rupiah dikarenakan adanya demo-demo yang menyebabkan adanya sentimen negatif.

"Demo-demo kok masih berlangsung dan pengaruh ke pasar finansial kita, kita harap kalau pasar keuangan makin dalam maka gejolak bisa diminimalisir," kata Destry di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Selain itu saat ini kondisi ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian. Misalnya dampak perang dagang hingga geopolitik saat ini mengubah kondisi market.

Kalau kita lihat gambaran ekonomi global seperti apa easingnya, policy nya, kebijakan moneter dan fiskalnya hingga likuditasnya," kata Destry.
air. 

Sumber:Detik.com
Share:

Utang Waskita Capai Rp 103 T, Bisa Dibayar?


Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mencatatkan utang perusahaan per Juni 2019 mencapai Rp 103,719 triliun. Menurut Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan, dengan jumlah aset yang dimilikinya yakni Rp 132 triliun, maka perusahaannya tak ada kendala dalam melunasi utangnya.

"Current ratio aset kita Rp 132 triliun itu bisa mengcover seluruh utang kita yang Rp 103 triliun. Taruh saja fix asset kita dikurangi Rp 7 triliun, tinggal Rp 125 triliun, masih bisa mengcover Rp 103 triliun," kata Haris kepada detikcom di kantor pusat Waskita, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Selain mengukur aset Waskita, Haris juga membeberkan proyek-proyek yang sudah digarap dan akan cair pembayarannnya dalam waktu dekat. Adapun proyek yang akan cair pembayarannya hingga akhir tahun 2019 sebagai berikut:

1. Tol Trans Sumatera Rp 13 Triliun
2. Tol Japek Layang Rp 4,5 Triliun
3. Ruas Tol Cinere-Serpong Rp 2,7 triliun
4. Ruas Tol Kunciran-Parigi Rp 2 triliun
5. LRT Palembang Rp 600 miliar

Totalnya, Haris mengungkapkan, hingga akhir tahun 2019 Waskita akan memperoleh pendapatan sekitar Rp 22,8 triliun. Pendapatan tersebut, kata dia, baru diperoleh dari proyek-proyek besar atau turnkey (pembayaran proyek yang dilakukan saat proyek selesai dikerjakan), belum termasuk proyek kecil yang juga digarap Waskita.

"Ada yang lain belum kita hitung tapi kira-kira kita akan terima sekitar Rp 22,8 triliun lagi ini sampai Desember. Tapi kan ada proyek yang konvensional, dengan APBN dibayar rutin setiap bulan. Ini saya bicara turnkey saja," jelas Haris.

Haris menuturkan, pemasukan di atas termasuk dalam piutang perusahaan yang bisa dibayarkan untuk melunasi utang kepada sub kontraktor.

"Kalau kita bicara utang tadi kan masih akan muncul utang usaha dan sebagainya. Sebetulnya utang ini kan dulu timbul akibat dari piutang. Karena kita mengerjakan proyek dengan sub-kontraktor, kalau kita belum bayar kan menjadi utang, tapi sub-kontraktor ini yang kita kerjakan jadi progres owner. Itulah yang mau kita ambil uangnya untuk bayar sub-kontraktor. Dari piutang tadi, maka kita akan terima sekitar Rp 22,8 triliun di akhir tahun," imbuh dia.

Selain itu, kata Haris, pihaknya juga akan menerima dana talangan pembebasan tanah sebesar Rp 2 triliun. Sehingga, total pemasukan Waskita hingga akhir 2019 ditargetkan Rp 24,8 triliun.

"Itu belum termasuk nanti pengembalian dana talangan tanah. Kalau kita ekspektasi Rp 2 triliun saja, itu berarti kita masih terima Rp 24,8 triliun. Ini belum dari penjualan konsesi, saya belum bisa expose," papar dia.

Melihat posisi utang perusahaan, menurutnya masih dalam status aman. Pasalnya, debt equity ratio (DER) atau rasio utang terhadap ekuitas yang diukur dari utang berbunga Waskita yakni sebesar Rp 77,19 triliun hanya menghasilkan angka 2,68 kali.


"Jadi selama ini yang dilihat komparasinya selalu di bawah, total liabilities selalu dengan equity. Ini nggak apple to apple karena total liabilities ini sebetulnya masih ada uang yang mau kita terima. Ini saja 3 komponen. Jadi relatif aman, tak ada isu. Kalau pun itu jadi isu, aman, ini baru 3,59 kali, bank mensyaratkan itu 5 kali. Debt equity ratio IDB kita baru 2,68 kali. Persyaratannya itu 3,5 kali. Jadi masih sangat aman. Dan nggak perlu khawatir, kita punya aset besar kok jalan tol itu," ucap Haris.

Terakhir, ia menegaskan bahwa Waskita berada pada posisi 'mampu' untuk melunaskan utang-utangnya.

"Nggak usah takut terjadinya pembengkakan utang, nggak perlu. Yang penting ini bisa dicover dengan aset kita. Yang dalam bentuk piutang, cash, saya belum bicara aset yang lain. Masih ada aset tol kita yang belum dihitung," pungkas Haris.

Sumber:Detik.com
Share:

Bank Sentral Ramai-ramai Turunkan Suku Bunga, Kenapa?


Kuta - Bank Indonesia (BI) menilai kebijakan ekonomi global mulai melonggar. Pelonggaran bunga acuan dilakukan seiring dengan perlambatan ekonomi global. BI sendiri menurunkan bunga acuannya menjadi 5,25%.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjanarko menuturkan, hal tersebut dibuktikan dengan penurunan suku bunga bank sentral di 12 negara.

Sebut saja Amerika Serikat (AS), The Fed yang menurunkan suku bunga 25 basis poin (bsp) menjadi 1,75-2%. Kemudian RBI, bank sentral India menurunkan suku bunga menjadi 5,4%. Kemudian BSP, bank sentral Filipina menurunkan suku bunga 25 bsp menjadi 4,25%, dan sebagainya.

"Lagi musim penurunan suku bunga dan juga inflasi di berbagai negara sehingga, respons moneternya longgar," tutur Onny di Anvaya Beach Hotel, Bali, Jumat (27/9/2019).

Onny mengatakan penurunan bunga oleh bank sentral beberapa negara di dunia dilakukan untuk merespons pelemahan ekonomi.

"Dengan adanya pertumbuhan ekonomi global yang turun, trade war, volume dagang turun, direspons semua negara yang alami pertumbuhan melambat. Beberapa bank sentral turunkan suku bunga," jelas Onny.

Saat ini, kata dia, ada lima mesin penggerak ekonomi dunia, seperti Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang, China, dan India. Jika pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut melambat, maka akan berdapak ke perekonomian global, termasuk juga Indonesia.

"Jika semua pertumbuhannya cenderung turun, akhirnya pengaruh pada PDB dunia yang terkoreksi mulu dan juga ada penurunan perdagangan global dan sebabkan penghambatan perdagangan dunia, dan Indonesia terdampak karena kita ekspor komoditas yang sangat sensitif dengan pertumbuhan ekonomi dunia," imbuh dia.

Meski begitu, kata Onny, dengan adanya kebijakan moneter dan fiskal di Indonesia, maka negara ini masih punya kesempatan mendorong pertumbuhan ekonomi, meski tak begitu signifikan.

"Dengan adanya situasi dan kondisi global ini, pertumbuhan Indonesia turut terpengaruh global yang kurang menguntungkan. Pertumbuhan ekonomi kita melandai, masih ada prospek naik tapi tidak begitu kuat. Masih bagus, tapi nggak strong," pungkasnya.

Sumber:Detik.com
Share:

Raih Rp 175 Juta, Galang Dana Online Ananda Badudu Lebihi Ekspektasi


Jakarta - Pada demo mahasiswa pada 23-24 September 2019, Ananda Badudu melakukan penggalangan dana lewat situs crowdfunding atau urun dana Kitabisa.com. Respons masyarakat terhadap penggalangan dana ini melebihi ekspektasi.

Dilihat detikINET pada Jumat (27/9/2019), dalam dua hari penggalangan dana, Ananda berhasil mengumpulkan Rp 175,6 juta dari target Rp 50 juta. Dana tersebut digunakan untuk membantu logistik saat demo mahasiswa, penyewaan mobil komando, dan transportasi pendemo.



"Sebelumnya saya hendak mengucapkan terima kasih pada semua teman-teman yang menyampaikan donasi. Dukungan dari teman-teman sekalian benar-benar di luar dugaan, kami sama sekali tak mengira dana yang terkumpul bisa lebih besar tiga kali lipat dari yang ditargetkan," tulis Ananda di laman tersebut.

Selaku penanggung jawab penggunaan dana, mantan anggota grup musik indie Banda Neira itu juga menyampaikan laporan alokasi anggaran yang pencatatannya ditutup per 24 September pukul 21.00.

Ananda merinci, dana yang telah terpakai sebesar Rp 80,1 juta dari total Rp 175,6 juta. Alokasi terbesar adalah untuk makanan dan minuman sebesar dan kedua terbesar adalah untuk ambulans dan alat kesehatan.

Capai Rp 175 Juta, Galang Dana Online Ananda Badudu Lebihi EkspektasiFoto: screenshot

Dalam laporannya, Ananda juga menyertakan detail pencatatan yang direkapnya melalui foto dan diposting di Twitter pribadinya agar transparan dan diketahui khalayak.


Adapun besaran sumbangan bervariasi, mulai dari Rp 10 ribu hingga jutaan rupiah. Sumbangan ini disampaikan netizen disertai doa dan dukungan untuk perjuangan mahasiswa.

"Semangat terus pemuda dan pemudi Indonesia, saya bangga dengan apa yang kalian lakukan," tulis salah satu netizen.

Dukungan serupa disuarakan netizen lain. "Saya mendukung aksi mahasiswa untuk masa depan Indonesia tanpa korupsi dan berkeadian sosial-ekonomi bagi rakyatnya," tulisnya.

"Semangat semua! Saya yakin kalau kita semua termasuk mahasiswa konsisten mendukung kpk dan pembatalan ruu kontroversial maka akan didengar," ujar netizen lainnya.

Karena penggalangan dana ini, Ananda dijemput tim dari Polda Metro Jaya pada Jumat (27/9) subuh. Dukungan pun mengalir deras mengkritik penangkapan musisi yang juga aktivis hak asasi manusia ini.

Namun di hari yang sama, Ananda dibebaskan. Didampingi Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid, Ananda mengatakan dirinya salah satu orang yang beruntung karena bisa segera dibebaskan.

Sumber:Detik.com
Share:

Ekonomi Dunia Loyo, BI Pede Modal Asing Serbu RI


Kuta - Melambatnya pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan global akibat perang dagang Amerika Serikat (AS)-China dan Brexit nampaknya memberi sedikit keuntungan bagi negara berkembang, seperti Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan modal asing yang ada di negara-negara maju malah akan 'kabur' ke negara berkembang. Hal tersebut ia prediksi dengan adanya ketidakstabilan di negara-negara maju yang terdampak dua fenomena ekonomi global tersebut.

"Diperkirakan dengan pertumbuhan turun, perdagangan susut, ditambah likuiditas meningkat, aliran modal diperkirakan akan masuk di emerging market termasuk Indonesia," kata Onny di The Anvaya Beach Resort, Bali, Jumat (27/9/2019).

Likuiditas tersebut, kata Onny, akan masuk ke dalam investasi portofolio atau pasar saham. Namun, menurut Onny masuknya likuiditas tersebut tergantung pada yield atau imbal hasil yang diperoleh dari negara-negara berkembang tersebut.

"Namun sifatnya volatile dan tergantung pada yield masing-masing negara berkembang," tutur Onny.

Ia mencontohkan, di Amerika Serikat (AS) ada indeks economy policy yang menunjukkan ketidakpastian sehingga likuiditas global yang tertanam di AS 'bersiap-siap kabur' ke negara berkembang jika terjadi suatu gejolak ekonomi.

"Di AS ada index economy policy uncertainty. Kalau ada apa-apa di AS, maka uang akan masuk ke emerging market," ujar dia.

Lalu, Onny mengatakan, neraca pembayaran Indonesia masih ditopang oleh transaksi modal dan finansial dalam bentuk portofolio dan penanaman modal asing yang masih surplus.

"Itu artinya kita masih menarik bagi modal asing untuk masuk," ucapnya.

Oleh karena itu, menurutnya aliran modal asing masih akan tetap tinggi baik di sektor publik atau swasta.

Ia membeberkan, pada Juli-Agustus 2019 tercatat US$ 3,5 miliar aliran modal asing masuk ke portofolio Indonesia. Ini membuat cadangan devisa masih terjaga sebesar US$ 126,4 miliar di bulan Agustus.

Selain itu, dengan masih adanya aliran modal asing masuk membuat nilai tukar rupiah pada September 2019 menguat 0,9% secara point to point dan 1% secara rata-rata dibandingkan dengan bulan Agustus, sehingga kata Onny, sejak awal tahun 2019 hingga bulan September rupiah menguat 2,3% year to date.

"Perkembangan ini ditopang aliran masuk modal asing sejalan dengan prospek perekonomian nasional yang baik dan daya tarik investasi aset keuangan domestik yang tinggi," pungkas Onny.

Sumber:Detik.com
Share:

Garap Proyek Ramah Lingkungan, Pemerintah Terbitkan Surat Utang


Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan berencana untuk menerbitkan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) atau green sukuk global lagi khusus pembiayaan proyek ramah lingkungan. Penerbitan ini menjadi yang ketiga kalinya sejak tahun 2018.

Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, green sukuk global memiliki dampak positif di mata investor dalam menurunkan emisi karbon.

"Artinya kalau menerbitkan green sukuk, mewujudkan komitmen kita adalah menurunkan emisi karbon 2030 sebesar 29% dengan business as usual," kata Dwi dalam keterangannya, Jumat (27/9/2019).

Dwi mengungkapkan, rencana nilai penerbitan green sukuk global ini antara US$ 2-US$ 3 miliar atau kurang lebih sama seperti tahun sebelumnya. Nantinya, nilai yang diterbitkan akan disesuaikan dengan jatuh tempo sukuk yang sebelumnya.

Bahkan, dikatakan Dwi rencana penerbitan juga akan disesuaikan dengan kondisi global. Direncanakan penerbitan akan dilakukan pada semester II-2020.

"Ini bukan karena permintaan berkurang tapi kita mengatur portfolio, ternyata yang lima tahun ke depan kita yang jatuh tempo banyak, jadi nggak boleh terbitkan banyak-banyak," jelasnya.

Sementara mengenai wakaf, Dwi bilang bahwa masih banyak masyarakat yang belum mengerti jika hal itu bisa dimanfaatkan sebagai alat pemerataan ekonomi. Sejauh ini, wakaf masih dipandang sebagai sebuah ibadah yang identik dengan makam, masjid, madrasah, karena kurangnya literasi masyarakat terkait pemanfaatan wakaf.

"Hal ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dan edukasi tentang wakaf. Dan masih rendahnya pertumbuhan entrepreneur yang dapat membantu dalam pengembangan wakaf produktif," kata Direktur Eksekutif Yayasan Dompet Dhuafa Imam Rulyawan.

Imam menyebut, penyaluran wakaf masih didominasi melalui aset tidak bergerak (wakaf sosial). Padahal wakaf produktif atau wakaf uang sangat memiliki peran bukan hanya kebermanfaatan pada masyarakat, tapi juga mengembangkan surplus investasi wakaf.

Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) potensi aset wakaf per tahun mencapai Rp 2.000 triliun dengan luas tanah wakaf mencapai 420 ribu hektare. Sementara potensi wakaf uang bisa menembus kisaran Rp 188 triliun per tahun. Padahal saat ini potensi wakaf yang terealisasi baru Rp 400 miliar.

Di sisi aset wakaf tanah sebanyak 337 bidang masih belum bersertifikat dan baru 168 bidang tanah yang sudah bersertifikat. Data Kementerian Agama menyebutkan, jumlah tanah wakaf mencapai 161.579 hektare dengan luas aset wakaf yang tersebar di 366.595 lokasi.

Dompet Dhuafa sendiri telah mengembangkan program berbasis wakaf produktif. Di antaranya, RS Rumah Sehat Terpadu Parung, Bogor, yang telah melayani lebih dari 15 ribu dhuafa per bulan. Dompet Dhuafa juga mengembangkan Kampung Agroindustri di Kebun Indonesia Berdaya, Subang, Jawa Barat.

Di bidang pendidikan, Dompet Dhuafa mengembangkan wakaf produktif pada Sekolah SMART Ekselensia Parung dan Cibinong, serta Pesantren Hafidz Village yang akan dibangun di Lido, Jawa Barat. Selain itu, Dompet Dhuafa juga melakukan pengembangan Sentra Ternak, Perikanan, Kampung Wisata, dan Pemberdayaan Ekonomi lainnya yang memberikan dampak sosial ekonomi yang luas, khususnya dalam pengentasan kemiskinan.

Untuk itu, lanjut Imam, Dompet Dhuafa menginisiasi Gerakan 'WakeUp! Wakaf' yang menjadi sebuah momentum bulan wakaf yang berlangsung selama September hingga November. Diharapkan masyarakat dapat mendukung gerakan ini melalui tabungan wakaf, yang memudahkan penyaluran wakaf secara digital.

"Memasuki era revolusi industri 4.0, sudah semestinya wakaf produktif menjadi sebuah gerakan yang mampu membuat masyarakat lebih sadar terhadap pentingnya wakaf dalam percepatan pertumbuhan ekonomi," ungkap Imam.

Sumber:Detik.com
Share:

Sebelum Ada Bank, Pedagang Sembako di Miangas Rawan Kehilangan Uang


Kuta - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir 2019 tembus 10-12%. Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako mengatakan, di tengah perlambatan ekonomi global, pertumbuhan kredit tetap meningkat dengan ditopang konsumsi rumah tangga.

"Pertumbuhan kredit perbankan diprakirakan masih dalam kisaran 10-12% (year on year/yoy) pada 2019 dan 11-13% (yoy) pada 2020," jelas Onny di The Anvaya Beach Resort, Bali, Jumat (27/9/2019).

Meskipun konsumsi swasta tumbuh terbatas, menurut Onny konsumsi rumah tangga akan meningkat dengan didukung oleh bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

"Kalaupun konsumsi kita, ini harus ingat bansos dari pemerintah belum turun, itu juga bisa mendorong konsumsi kita turut naik," kata Onny.

BI sendiri tengah mendongkrak konsumsi kredit masyarakat dengan mengeluarkan kebijakan penurunan suku bunga, serta penurunan uang muka kredit properti dan kendaraan melalui pelonggaran Rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV).

"Nah kita ingin mengambil momentum juga supaya bisa dimanfaatkan masyarakat misalnya untuk beli rumah, kendaraan pribadi. Uang muka dilonggarkan jadi lebih murah untuk beli rumah. Likuiditas diturunkan, LTV diturunkan harapannya itu bisa dimanfaatkan," ujar dia.

Sumber:Detik.com
Share:

BI Pamer Rupiah Menguat 2,3% Sejak Awal Tahun 2019


Kuta - Bank Indonesia menilai rupiah masih akan terus menguat di tengah perekonomian global yang mengalami perlambatan. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, rupiah tengah menguat 2,3% sejak awal 2019 hingga 18 September 2019.

"Sejak awal tahun hingga tanggal 18 September kemarin, rupiah sudah menguat 2,3% (year to date/ytd)," ujar Onny di The Anvaya Beach Resort, Bali, Jumat (27/9/2019).

Ia juga membeberkan data BI yang menunjukkan penguatan rupiah sebesar 0,9% point to point (ptp) dan 1,0% secara rata-rata pada September 2019 dibanding Agustus 2019.

"Kita masih cukup kuat di periode September dibanding Agustus. Perkembangan nilai tukar rupiah waktu tahun 2018 terpuruk sampai Rp 15.000 jadi saat ini ya masih cukup baik dan tetap kuat," jelas Onny.

Meski saat ini nilai tukar rupiah masih naik-turun atau berfluktuasi, namun Onny optimis hingga akhir 2019 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat.

"Rupiah menguat walaupun naik turun. Kenapa? Karena kurs rupiah cukup kuat dibanding dengan negara-negara emerging market lainnya," papar dia.

Onny mengungkapkan, menguatnya rupiah karena ditopang beberapa hal, yakni lancarnya aliran modal asing yang masuk ke Indonesia. Ia menilai, hal ini sejalan dengan upaya memajukan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagai informasi, di pembukaan pasar pagi ini nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pagi ini terpantau menguat. Demo masih membayangi pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah.

Mengutip Reuters, dolar AS berada di level Rp 14.178. Mata uang Paman Sam cenderung menguat dibandingkan posisi kemarin di Rp 14.138.

Jika dilihat sejak pekan lalu, The Greenback cenderung tidak beranjak meninggalkan level awal Rp 14.000. Memulai awal pekan, kemarin pada hari Senin dolar AS berada di level Rp 14.075.

Namun, di penutupan pasar sore ini, seperti dilansir dari CNBC Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat di perdagangan pasar spot hari ini, setelah tertahan di zona merah hampir sepanjang perdagangan.

Sore ini, US$ 1 dibanderol Rp 14.160/US$ di pasar spot. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sumber:Detik.com
Share:

Recent Posts